Bilateral

Wednesday 30 March 2016

CARA PERHITUNGAN BETON STRUKTUR BANGUNAN

CARA_PERHITUNGAN_BETON_STRUKTUR_BANGUNAN

Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung

Beban_minimum_untuk_perancangan_bangunan_gedung

Persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung

SYARAT BETON STRUKTURAL BANGUNAN GEDUNG

JENIS JENIS ALAT PANCANG

JENIS JENIS ALAT PANCANG


                   JENIS  JENIS  ALAT  PANCANG

1.            DROP HAMMER
Drop Hammer

·      Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan Host Line, dan kemudian dijatuhkan ke atas tiang pancang
·      Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan kepala tiang antara hammer dan ujung atas tiang
·      Kepala tiang kemudian mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi sebagai “Shock Absorber”
·      Kepala tiang terdiri atas Cushion Block yang pada umumnya terbuat dari kayu
·      Drop hammer dapat memukul 4-8 pukulan permenit
-  Keuntungannya:
·      Investasi alat yang murah
·      Pengoperasianya yang sederhana
·      Energi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuhnya
-  Kerugian:
·      Bekerja agak lambat
·      Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi
·      Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu
·      Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air.

JENIS  JENIS  ALAT  PANCANG

2.            SINGLE ACTING STEAM/AIR HAMMER
·      Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau tekanan udara, yang menekan piston dibawahnya yang terhubung dengan ram melalui batang piston
·      Bila piston mencapai ke bagian atas, uap atau tekanan udara akan terlepas dan ram akan jatuh bebas memukul tiang
·      Energi yang dihasilkan adalah suatu pukulan yang berat yang besar dengan kecepatan rendah karena jarak yang rendah, biasanya sekitar 3 feet, tetapi tinggi jatuh ini bias bervariasi dari 1 s/d 5 ft
·      Singleacting steam/air hammer dapat memukul sekitar 40-60 pukulan permenit dengan besaran energy yang sama perketukan.
-       Keuntungan:
·      Jumlah pukulan besar permenit sehingga pemancangannya cepat
·      Frekuensi yang tinggi perpukulan meningkatkan skin friction antar pukulan
·      Berat jatuh ram dengan kecepatan rendah mentransfer energy yang besar pada pemancangan
·      Pengurangan kecepatan dan mengurangi bahaya pada tiang selama pemancangan
·      Tipe tertutup dapat digunakan untuk pemancangan di air
-       Kerugian:
·      Investasi alat yang mahal
·      Lebih rumit, dengan biaya pemeliharaan yang cukup besar
·      Memerlukan waktu yang cukup untuk setingan alat
·      Memerlukan pekerja yang lebih banyak untuk pengoperasian alat
·      Memerlukan Crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula

JENIS  JENIS  ALAT  PANCANG

3.            DOUBLE ACTING STEAM/AIR HAMMER
·      Sama dengan Single Acting, hanya dengan enargi yang berlipat
·      Jumlah pukulan permenit dapat dua kali lipat
·      Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar 95-300 pukulan permenit
·      Tidak memerlukan Cushion Block
·      Ram akan mengenai landasan Alloy Steel yang terletak diatas kepala tiang
-       Keuntungan:
·      Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi waktu pemancangan
·      Tiang aka lebih mudah dipancang tanpa penuntun
·      Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi hambatan Skin Friction antar pukulan
4.            DIESEL HAMMER
JENIS  JENIS  ALAT  PANCANG
Diesel Hammer
·      Tidak memerlukan tenaga luar seperti Steam Boiler atai Air Compressor
·      Lebih sederhan dan mudah dipindah di banding Steam Hammer
·      Unit sudah komplit terdiri atas silindrer vertical, pistom atau Ram, landasan, tangki bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injector dan mesin pelumasan
·      Diesel Hammer dengan ujung terbuka dapat memukul skitar 40-55 pukulan permenit
·      Pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan permenit
-       Keuntungan:
·      Tidak memerlukan energi luar sebagai sumber, jadi lebih mobile dan memerlukan waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi
·      Ekonomis dalam pengeporasian
·      Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh
·      Alat lebih ringan dibandingkan dengan Steam Hammer
·      Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat
·      Energy perpukulan dapat ditingkatkan
·      Kecepatan rendah seingga pemancangannya mudah
-       Kerugian:
·      Sulit dalam menentuka energy perpukulan karena tinggi peston ram akan naik sejalan dengan ledakan bahan bakar
·      Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
·      Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak
·      Jumlah pukulan permenit lebih kecil disbanding Steam Hammer terutama pada Diesel Hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
·      Panjang Diesel Hammer agak lebih panjang disbanding Steam Hammer.
 
REF : http://www.ilmulabtekniksipil.id/2016/03/jenis-jenis-alat-pancang.html

PONDASI JEMBATAN

PONDASI JEMBATAN



PONDASI JEMBATAN


Pondasi adalah struktur bagian bawah yang umumnya terletak dibawah permukaan tanah yang berfungsi untuk meneruskan gaya yang diterimanya ke lapisan tanah pendukung (bearing layers).
Pondasi di bagi menjadi dua:
1.         Pondasi Dangkal
2.         Pondasi Dalam
Pondasi Dangkal  meliputi :
1.      Langsung
2.      Sumuran
Pondasi Dalam meliputi:
1.         Tiang Pancang (Beton, Baja)
2.         Caisson
Ø  PONDASI LANGSUNG
Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan
ü  Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
ü  Termasuk pondasi dangkal
ü  Bentang jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
ü  Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan (Proteksi)
ü  Diperlukan bila tanah pondasi:
·         Cukup keras dan padat
·         Daya dukung izi tanah > 2,0 kg/cm2
·         Kedalaman > 3 meter dari dasar sungai/tanah dasar setempat
·         Bebas dari pengaruh gerusan vertical
Persyaratan:
ü  Aman terhadap geser n > 1,5
ü  Aman terhadap guling n > 1,5
ü  Cukup kuat daya dukung ada < daya dukung izin
ü  D > kealaman gerusan maksimum
ü  h < tinggi kritis timbunan 
Ø  PONDASI SUMURAN
Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan:
ü  Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
ü  Termasuk pondasi dalam
ü  Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
ü  Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan (Proteksi)
ü  Diperlukan bila tanah pondasi:
·         Cukup keras dan padat
·         Daya dukung izin tanah > 3 kg/cm2
·         Kedalaman > 3 meter dari dasar sungai/tanah dasar setempat
·         Bebas dari pengaruh gerusan vertical
Persyaratan:
ü  Cukup kuat
ü  Daya dukung terjadi < daya dukung izin
ü  d > 3 meter
ü  h < h izin timbunan
ü  D > kedalaman scouring (max scouring) (s)
ü  Bila D < s < D, maka perlu proteksi
 Catatan:
  •  Bila tanah pondasi mengandung pasir (berpasir), hati hatilah dalam melakukan penggaian tanahjangan sampai terbawa airnya, hal ini untuk menghindari kelongsoran / masuknya tanah dari luar sumuran ke dalam sumuran
  • Pergunakanlah pondasi sumuran dengan diameter > 3 meter untuk lebih menjamin kemudahan pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan penurunan sumuran.
  • pelaksanaan penurunan sumuran tidak boleh dengan cara penggalian terbuka (seperti pelaksanaan pondasi langsung) karena bisa merusak struktur tanah disekitar sumuran
  REF : http://www.ilmulabtekniksipil.id/2016/03/pondasi-jembatan.html

LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)

LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)



LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)

LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI APSAL

1.      Pengambilan sampel

 
2.      Sampel dipanaskan

3.      Sampel di bagi dengan quartring

LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)

4.      Penimbangan Sampel
Berat Campuran   = ….. gr

5.      Penimbangan Fillter sebelum pengujian
Berat Filter sebelum pengujian = …..  gr

6.      Masukan sampel kedalam mesin ekstraktor
7.      Masukan bensin sebanyak 500 ml

8.      Letakkan Filter

9.      Tutup mesin Ekstraktor
       
       


LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)


10.  Nyalakan mesin Ekstraktor 3 – 4 kali sampai bensin yang terakhir keluar benar benar bersih

11.  Setelah selesai, maka keluarkan sampel dari mesin Ekstraktor kemudian di diamkan sampai sampel tersebut dingin lalu di timbang
Berat Agregat sesudah tes  = ….. gr

12.  Penimbangan Filter sesudah pengujian
       Berat Filter sesudah pengujian = ….. gr
 LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL (PEMERIKSAAN KADAR ASPAL)
Contoh perhitungan ekstraksi Aspal AC-BC
PENGUJIAN EKSTRAKSI
AC - BC





PAKET
:

:



KONTRAKTOR
:

TANGGAL
:
KONSULTAN
:

STA
:
NO
URAIAN PENGUJIAN
SATUAN
RUMUS
SAMPEL
KETERANGAN
A
Berat Campuran
gr
1008,3
B
Berat filter sebelum pengujian
gr
29,0
C
Berat filter sesudah pengujian
gr
30,5
D
Berat debu
gr
C - B
1,5
E
Berat Agregat sesudah test
gr
950,9
F
Berat total agregat
gr
E + D
952,4
G
Berat aspal
gr
A - F
55,9
H
Kadar aspal terhadap agregat
%
(G/F) X 100
5,87
I
Kadar aspal terhadap campuran
%
(G/A) X 100
5,54
REF : http://www.ilmulabtekniksipil.id/2016/02/langkah-langkah-pengujian-ekstraksi.html