Bilateral

Wednesday, 30 March 2016

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Lavelling dan HRS LATASTON

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Lavelling dan HRS LATASTON Pada Kegiatan Pemeliharaan Jalan

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Lavelling dan HRS LATASTON Pada Kegiatan Pemeliharaan Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi di darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah macam jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas secara umum. Dalam Setiap pembangunan jalan, pasti memiliki umur rencana yang sudah direncanakan tetapi terkadang dalam kenyataannya banyak sekali kerusakan yang timbul, baik itu kerusakan kecil atau kerusakan besar yang waktunya tidak sesuai dengan umur rencana yang sudah direncanakan. Rusaknya jalan pastinya akan berdampak buruk bagi pengguna jalan karena fungsi jalan yang sudah tidak maksimal untuk digunakan.

Macam - Macam Kerusakan Jalan
  1. Retak : adalah kerusakan yang terjadi pada permukaan perkerasan. Macam-macam retak antara lain : retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu perkerasan, retak sambungan jalan, retak refleksi, retak susut, dan retak selip; 
  2. Distorsi : adalah kerusakan yang terjadi akibat lemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang;
  3. Cacat Permukaan : adalah kerusakan secara kimiawi dan mekanis pada lapisan permukaan;
  4. Pengausan : adalah kerusakan yang terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda kendaraan;
  5. Kegemukan : adalah kerusakan yang terjadi diakibatkan pemakaian kadar aspal yang terlalu tinggi pada campuran aspal dan pekerjaan prime coat/teak coat.
Kerusakan pada jalan dapat disebabkan banyak faktor antara lain :
  1. Peningkatan beban dan repetisi beban yang terlalu besar;
  2. Sistem Drainase yang tidak baik, sehingga aliran air tidak berada pada jalur seharusnya, dan dalam waktu yang lama maka air akan menggerus material jalan;
  3. Material konstruksi perkerasan. Sifat material dan sistem pengolahan yang kurang baik;
  4. Iklim atau cuaca. Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi;
  5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil;
  6. Pemadatan lapisan tanah dasar yang kurang baik.
Mengingat pentingnya jalan, maka pemeliharaan jalan adalah salah satu program berkala yang selalu diadakan oleh pihak terkait. Pemeliharaan Jalan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga keadaan jalan yang telah dibangun tetap dalam kondisi baik dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna jalan dalam waktu yang sangat lama. Dalam proses pemeliharaan jalan, pemilik proyek akan menunjuk pihak kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan dalam melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Teknik Pelaksanaan yang harus dipahami dan dilaksanakan. Teknik Pelaksanaan merupakan salah satu faktor penting. Teknik pelaksanaan sepenuhnya dilakukan oleh Kontraktor pelaksana yang sudah ditunjuk dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan dan diawasi langsung oleh Konsultan Pengawas dan Owner / pemilik pekerjaan. Dasar pelaksanaan pekerjaan adalah gambar kerja dan spesifikasi teknis umum dan khusus yang telah tercantum dalam Dokumen Kontrak, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan Lavelling dan pekerjaan HRS merupakaan bagian dari perawatan jalan. Lavelling adalah proses pekerjaan jalan untuk menutup rata lubang dan goresan yang terjadi di bagian jalan. HRS adalah lapisan permukaan non struktural yang memiliki agregat gradasi senjang, filler, dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. 
Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Lavelling dan HRS LATASTON Pada Kegiatan Pemeliharaan Jalan
PEKERJAAN PERSIAPAN
  1. Direksi Keet / bangunan yang di sewa berupa rumah atau bangunan los untuk ruang kantor/direksi, alat, dan bahan untuk pekerjaan / kegiatan;
  2. Uji Laboratorium material. Uji bahan dilakukan sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk kelayakan bahan-bahan yang kaan digunakan pada pekerjaan / kegiatan;
  3. Pengukuran dilakukan bersama-sama wakil dari kontraktor dan direksi lapangan untuk menentukan batas-batas pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar teknik yang telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan;
  4. Mobilisasi, penyiapan setiap perubahan jadwal alat dan penyediaan staff akan meminta persetujuan direksi lapangan, serta membuat bagan balok yang dapat memperlihatkan pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan pekerjaan;
  5. Papan nama proyek sebagai sarana informasi yang harus dipasang pada awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan. Papan nama harus dipasang pada posisi yang strategis dengan tulisan angka dan huruf dibuat jelas agar mudah dibaca oleh masyarakat;
  6. Pembersihan lokasi dilakukan setelah semua pekerjaan kegiatan selesai atau berakhir;
PEKERJAAN GALIAN TANAH
  1. Pekerjaan galian tanah berada di sisi jalan atau melintasi jalan;
  2. Kedalaman galian tanah harus sesuai dengan Rencana Kerja dan menurut petunjuk direksi lapangan;
  3. Penggalian menggunakan tenaga manual (manusia) sesuai dengan gambar rencana;
  4. Hasil galian diangkut dengan alat angkut dan di buang atau dipindah sejauh kurang lebih 30 m dari lokasi pekerjaan.
PEKERJAAN LAPEN MACADAM (LAVELLING)
  1. Agregat pokok ditebarkan secara manual sesuai dengan tebal yang dibutuhkan;
  2. Agregat pokok dipadatkan dengan menggunakan alat Three Wheel Roller;
  3. Aspal (lapis 1) dihampar diatas agregat yang telah diratakan dengan menggunakan alat bantu;
  4. Agregat pengunci ditebarkan dan dipadatkan dengan cara yang sama dengan pemadatan agregat kasar;
  5. Aspal (lapis 2) dihampar diatas agregat  yang telah diratakan dengan menggunakan alat bantu;
  6. Agregat penutup ditebarkan dan dipadatkan dengan cara yang sama dengan pemadatan agregat kasar atau dengan Peumatic Tire Roller.
PEKERJAAN TACK COAT'S
  1. Aspal dan minyak tanah dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campulan aspal cair;
  2. Sebelum penyemprotan permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu, tanah dan kotoran yang lain dengan menggunakan semprotan angin, seikat mekanis atau kombinasi dari keduanya;
  3. Jika ada tonjolan-tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing harus dibersihkan dengan penggaruk baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui oleh direksi lapangan;
  4. Setelah permukaan bersih, bisa disemprotkan campuran aspal cair ke permukaanyang dilapisi dengan menggunakan alat Aspalt Sprayer.
PEKERJAAN HRS (LATASTON)
  1. Peralatan dan bahan dipersiapkan di lapangan / lokasi pekerjaan;
  2. Wheel Loader memuat agregat dan aspal ke dalam Cold Bin AMP;
  3. Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk selanjutnya dimuat langsung ke dalam Dump Truck untuk diangkut ke lokasi pekerjaan/kegiatan;
  4. Campuran panas HRS dihampar dengan finisher dan dipadatkan dengan Tandem Roller dan Pneumatic Tire Roller;
  5. Bahan pengisi menggunakan batu baru, kapur semen portland, abu batu tanur dari sumber yang disetujui oleh direksi lapangan;
  6. Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau campuran yang memadai dari batu pecah dan kerikil sesuai dengan gradasi yang disyaratkan;
  7. Selama pemadatan sekelompok pekerja harus meratakan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.
Uraian tentang Teknik Pelaksanaan pekerjaan Laveling dan HRS Lataston di atas diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan khususnya anda yang berkecimpung di dunia kontraktor. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan nantikan artikel menarik lainnya.
 
ref : http://www.rajashared.com/2016/03/teknik-pelaksanaan-pekerjaan-lavelling.html

No comments:

Post a Comment